PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Kelas/semester : VII / II (Genap)
Tahun
ajaran : 2021 / 2022
Pertemuan : Keempat
Kompetensi
dasar : KD 3.9
Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat
(pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar
Materi ajar : Mengidentifikasi puisi rakyat
Materi
Pembelajaran
A. Mengidentifikasi Puisi Rakyat
Puisi rakyat merupakan bentuk
kesusastraan rakyat bersifat turun-temurun dan mengandung nilai-nilai yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi rakyat lebih menitiberatkan pada
nilai-nilai keindahan, antara lain bentuk, bunyi, diksi, dan keterkaitan antar
kalimat. Puisi rakyat berbeda dengan puisi kontemporer yang muncul di zaman
modern. Unsur fisik pada puisi rakyat sangat menonjol dibandingkan dengan
puisi-puisi baru dan kontemporer. Jenis puisi rakyat yang masih banyak dijumpai
adalah pantun, syair, dan gurindam.
1. Pantun
Pantun merupakan bantuk puisi lama
yang mengandung sampiran dan isi. Sebutan pantun dibeberapa daerah
berbeda-beda. Pantun dalam Minangkabau disebut patuntun, yang artinya penuntun. Dalam bahasa Jawa disebut dengan parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal
dengan paparikan.
Pantun memeliki ciri-ciri khusus
yang membedakannya dengan jenis-jenis karya sastra lainnya. Adapun ciri-ciri
pantun sebagai berikut.
a. Setiap bait (kuplet) biasanya
terdiri atas empat baris
b. Tiap baris biaasanya berjumlah 4
(empat) kata.
c. Tiap baris terdiri atas 8
(delapan) sampai 12 (dua belas) suku kata.
d. Bersajak atau berima a-b-a-b
e. Baris pertama dan kedua berupa
sampiran.
d. Baris ketiga dan keempat berupa
isi yang merupakan tujuan pantun.
Contoh pantun.
Pantun 1.
Baik bergalas
baik tidak, (sampiran)
Buli-buli
bertali benang, (sampiran)
Baik berbalas
baik tidak, (isi)
Asal budi sama
dikenang. (isi)
Pantun 2.
Ikan nila
dimakan berang-berang, (sampiran)
Katak hijau
melompat ke kiri, (sampiran)
Jika berada di
rantau orang, (isi)
Baik-baik
membawa diri. (isi)
2. Syair
Syair adalah puisi lama. Syair berasal
dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke
Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa Arab yaitu Syi’ir atau Syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian Syu’ur berkembang menjadi Syi’ru yang berarti puisi dalam
pengetahuan umum.
Dalam perkembangan syair tersebut
mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi
mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar
dalam membentuk syair Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara
lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Semua syair mengandung isi karena syair tidak
bersampiran. Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. setiap bait terdiri atas 4
(empat) baris.
b. Setiap baris terdiri atas 8
(delapan) sampai 14 (empat belas) suku kata.
c. Semua baris merupakan isi.
d. Syair bersajak a-a-a-a.
e. Setiap bait syair tidak dapat
berdiri sendiri.
d. Bahasa yang digunakan biasanya
berupa kiasan.
Contoh syair.
Syair Perahu
Karya : Hamzah Fansuri
Inilah gerangan
suatu madah
Mengerangkan
syair terlalu indah
Membetuli jalan
tempat berpindah
Di sanalah
iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda
kenali dirimu
Ialah perahu
tamsil hidupmu
Tiadalah berapa
lama hidupmu
Ke akhirat jua
kekal hidupmu
Hai muda arif
budiman
Hasilkan kemudi
dengan pedoman
Alat perahumu
jua kerjakan
Itulah jalan
membetuli insan
Perteguh jua
alat perahumu
Hasilkan bekal
air dan kayu
Dayung pengayuh
taruh di situ
Supaya laju
perahumu itu
Sudahlah hasil
kayu dan ayar
Angkatlah pula
sauh dan layar
Pada beras
bekal jantanlah taksir
Niscaya
sempurna jalan yang kabir
3. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal
dari negeri India. Dalam bahasa Tamil, gurindam dikenal dengan istilah Kirindam
yang artinya mula-mula atau perumpamaan. Gurindam merupakan puisi lama yang
terdiri dari dua bait. Setiap baitnya terdiri dari atas dua baris kalimat
dengan rima sama dan semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Hubungan antara
kedua larik itu bersifat sebab akibat. Pilihan kata yang digunakan dalam
gurindam harus mencerminkan isi gurindam, gurindam memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Tiap bait terdiri atas 2 (dua)
baris.
b. Jumlah suku kata tiap-tiap baris
tidak tetap.
c. Bersajak sama atau a-a.
d. Baris pertama dan kedua mempunyai
hubungan sebab akibat.
e. Kedua baris gurindam merupakan
kalimat majemuk yang terdiri atas anak kalimat dan induk kalimat.
f. Isinya menyatakan suatu kebenaran
atau sindiran untuk memberikan nasihat.
Contoh gurindam.
Jika hendak
mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada
ketika bercampur dengan orang ramai.
Rajin
belajarlah diusia muda,
jangan pernah
kamu menunda-nunda.
Hargai para
guru yang ada,
tanpanya kamu
bukan siapa-siapa.
Sumber materi : Buku Bahasa Indonesia Kelas VII, Kemendikbud - Modul Pengayaan Bahasa Indonesia Kelas VII - 2 / Putra Nugraha (dengan pengubahan)
Komentar
Posting Komentar